Working Capital Adalah: Arti, Jenis, dan Cara Menghitungnya

Working Capital Adalah: Arti, Jenis, dan Cara Menghitungnya

Dalam dunia bisnis, modal kerja atau working capital adalah faktor penting yang tidak bisa diabaikan. Pasalnya, secara tidak langsung modal kerja sangat mempengaruhi keberhasilan bisnis.

Pada penerapannya, working capital menjadi salah satu indikator yang menilai seberapa sehat keuangan suatu bisnis. Apabila bisnis memiliki modal kerja yang cukup, maka operasionalnya lancar dan minim akan terjadinya kebangkrutan.

Latnas, apa yang dimaksud dengan working capital? Untuk mengupas jawaban lebih lengkap, mari simak ulasannya seksama dalam artikel Koperasi Digital Propertree berikut ini!

Apa Itu Working Capital?

Menurut bahasa Indonesia, working capital adalah modal kerja bersih. Pada umumnya, working capital adalah jumlah aset atau modal yang suatu bisnis miliki di waktu tertentu. Tujuannya untuk menjalankan kegiatan operasional harian bisnis.

Dengan artian lain, modal kerja bersih adalah selisih dari aset lancar dengan kewajiban lancar bisnis. Adapun maksud aset lancar di sini seperti kas, piutang, barang baku, dan lainnya. Sedangkan kewajiban lancar meliputi utang usaha ataupun pinjaman modal.

Jadi, dapat dikatakan bahwa modal kerja bersih merupakan salah satu indikator yang memperlihatkan kondisi keuangan bisnis. Entah itu bagus, buruk, maupun melihat kemampuannya dalam melunasi utang.

Pasalnya, apabila perusahaan Kopers memiliki modal kerja bersih yang positif, artinya bisnis mempunyai potensi untuk berkembang secara prospektif.

Jenis-Jenis Working Capital

Berdasarkan rangkuman Minkop dari berbagai sumber, di bawah ini ada delapan jenis-jenis modal kerja bersih yang penting untuk Kopers ketahui, antara lain meliputi:

1. Gross Working Capital

Jenis yang pertama ini adalah investasi aset perusahaan yang sifatnya tergolong mudah untuk dicairkan. Dalam hal ini, saham dan berbagai aset likuid lain termasuk kategorinya.

Sebagai contoh yaitu uang tunai, deposito, rekening bank, piutang dagang, persediaan produksi, dan masih banyak lagi.

2. Net Working Capital

Dalam bahasa Indonesia, dikenal dengan modal kerja bersih. Artinya, ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya untuk jangka pendek.

Beberapa contoh modal kerja bersih seperti kewajiban pembayaran pajak, pembayaran gaji karyawan, tunjangan, pengeluaran operasional yang belum dibayarkan, dan lainnya.

3. Permanent Working Capital

Jenis ketika disebut juga sebagai modal kerja tetap. Diketahui, modal kerja tetap adalah jumlah sumber daya yang selalu dibutuhkan demi keberlangsungan bisnis.

Contohnya, modal yang bisnis gunakan untuk meningkatkan persediaan bahan baku ataupun untuk memperluas kapasitas kepentingan produksi.

4. Temporary Working Capital

Modal kerja berikutnya dikenal juga dengan modal kerja variabel atau fluktuatif. Hadirnya modal ini semata-mata untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang sifatnya sementara.

Misalnya, bisnis cookies yang membutuhkan modal kerja tambahan untuk memproduksi lebih banyak kue ketika memasuki bulan ramadan.

5. Regular Working Capital

Modal kerja reguler adalah modal kerja tetap yang bisnis butuhkan dalam operasional perusahaan sehari-hari.

Jenis kelima ini tergolong menjadi modal yang paling kecil. Sebab hanya bisa digunakan untuk menutupi biaya operasional yang tengah berlangsung dalam situasi tertentu.

Sebagai gambaran yaitu gaji karyawan, pembeliaan bahan baku, perlengkapan, sampai biaya overhead lainnya.

6. Reserve Working Capital

Jenis selanjutnya dalam bahasa Indonesia artinya modal kerja cadangan. DI mana jenis ini merupakan konponen lain yang ada pada modal kerja tetap.

Namun, modal kerja cadangan tetap bisnis butuhkan sebagai antisipasi terjadinya fluktuasi kebutuhan modal kerja untuk jangka pendek.

Dalam hal ini, bisnis bisa saja membutuhkan sejumlah tambahan modal kerja ketika keadaan darurat mendesak, antara lain seperti inflasi, bencana alam, hingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

7. Seasonal Working Capital

Modal kerja musiman adalah salah satu jenis yang memiliki sifat fleksibel. Pasalnya, modal ini akan bisnis butuhkan saat permintaan barang sedang meningkat di musim tertentu. Contohnya seperti panen raya, musim liburan, hingga momen spesial lainnya.

8. Special Working Capital

Jenis modal kerja terakhir banyak bisnis gunakan untuk membiayai kebutuhan jangka pendek yang sifatnya tidak terduga.

Misalnya saja pengembangan produk baru, promosi, hingga kecelakaan.

Modal ini dianggap spesial karena tambahan dari modal kerja yang sudah ada sebelumnya. Adapun contohnya seperti perusahaan fintech yang membutuhkan suntikan dana untuk biaya promosi produk barunya.

Cara Menghitung Working Capital

Bagi Kopers yang sedang mencari cara bagaimana menghitung working capital, cari tahu langkah-langkahnya di bawah ini:

Rumus Working Capital

Working Capital = Aset Lancar – Kewajiban Lancar

Untuk mengetahui contoh perhitungannya, PT KDP mempunyai aset lancar sebesar Rp500.000.000 dan kewajiban lancarnya senilai Rp75.000.000. Lantas, bagaimana perhitungannya?

WC= Rp500.000.000-Rp75.000.000

= Rp425.000.000

Berdasarkan perhitungan di atas, maka PT KDP mempunyai modal kerja bersih sebesar Rp425.000.000. Jadi, PT KDP mempunyai aset yang cukup untuk memenuhi kewajiban lancarnya.

Seperti itulah kira-kira pembahasan seputar working capital yang patut Kopers ketahui. Semoga pembahasan di atas bisa membantu Kopers dalam meningkatkan keuangan yang lebih sehat pada bisnis yang tengah dijalani.

Nah, bagi Kopers yang sedang mencari artikel untuk menambah pengetahuan dalam dunia bisnis, Kopers bisa dapatkan secara gratis di blog Koperasi Digital Propertree!

Baca Selengkapnya: Mengenal Jenis-Jenis Modal Usaha yang Wajib Diketahui!

Penulis: Dhea Alvionita

You May Also Like

About the Author: PROPERTREE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *