Daftar Isi
Dalam suatu industri pasokan barang produksi, istilah grosir menjadi salah satu komponen pada pendistribusian produk. Lantas, apa yang dimaksud dengan grosir itu sendiri?
Seperti yang kita ketahui, grosir adalah metode penjualan dalam jumlah yang banyak. Pada umumnya, penjualan ini dilakukan oleh para pihak reseller ataupun retail.
Nah, untuk mengetahui pembahasan lebih lanjut mengenai grosir, langsung saja simak artikel Koperasi Digital Propertree berikut ini sampai akhir ya Kopers!
Apa Itu Grosir
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), grosir artinya adalah pedagang yang menjual barang dalam jumlah besar. Keberadaan grosir sendiri memungkinkan produk untuk mencapai konsumen akhir dengan harga yang kompetitif.
Sementara secara umum, grosir merupakan pembelian suatu barang dalam skala yang besar. Biasanya, kegiatan ini banyak dilakukan oleh pedagang besar yang ingin membeli produk dalam jumlah yang besar tetapi dengan harga yang lebih rendah.
Nantinya, barang tersebut akan Kopers jual kembali ke pedagang pengecer dengan selisih harga tersendiri. Sehingga, dari hasil selisih itulah pedagang grosir mendapat keuntungan.Kemudian, harga tersebut dikenal sebagai harga grosir.
Jenis-Jenis Grosir
Dari hasil telusuran yang telah Minkop lakukan, setidaknya jenis-jenis dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu berdasarkan barang yang jual, luas wilayah usaha, dan lapangan kegiatannya. Begini penjelasan lengkapnya.
1. Berdasarkan Barang yang Dijual
Pada kategori ini, terdapat dua jenis, yaitu:
- The Specialist Wholesaler, pedagang grosir hanya bisa menjual beberapa barang tertentu saja. Biasanya, mereka akan sangat tahu secara spesifikbarang apa yang akan mereka jual.
- The General Line Wholesaler, pedagang ini termasuk menjual berbagai jenis barang dan menjual sejumlah merek, seperti obat-obatan, dan sebagainya.
2. Berdasarkan Luas Wilayah Usaha
Sementara berdasarkan luas wilayah, meliputi:
- The Regional Wholesaler (Tingkat Daerah), wilayah pemasaran yang mencakup provinsi ataupun negara bagian tertentu.
- The Local Wholesaler (Tingkat Lokal), pemasarannya beroperasi di satu kota, seperti tingkat kotamadya, kabupaten, hingga menjual barang ke pengecer lokal.
- The National Wholesaler (Tingkat Nasional), wilayah pemasarannya mencakup satu negara. Jika kantor pusat berada di lokasi strategis, maka pendistribusian barangnya bisa sampai ke seluruh negeri.
- The International Wholesalers (Tingkat Internasional), pemasarannya bergerak dalam ekspor dan impor. Sedangkan fokusnya hanya pada salah satu jenis perdagangan maupun keduanya.
3. Berdasarkan Lapangan Kegiatan
Jika dilihat dari lapangan kegiatan, ada tujuh kategori, seperti:
- The Service Wholesaler, aktivitas penjualan dan pembelian yang di dalamnya mencakup seluruh aspek perdagangan.
- The Whole Collector, menghimpun barang tertentu untuk keperluan pribadi ataupun pesanan dari orang lain.
- The Limited Function Wholesaler, penjualan yang hanya bisa melakukan sebagian layanan yang biasanya dilakukan dengan penuh
- Truck Wholesaler, jasa pengiriman barang sekaligus menjual produk seperti perlengkapan mandi, makanan siap saji, dan lainnya dari truk mereka sendiri.
- Cash Carry Wholesaler, penjualan barang secara tunai tetapi tidak menyediakan layanan pengantaran barang kepada konsumen.
- Drop Shipment Wholesaler, biasanya beroperasi pada perdagangan ekspor dan impor. Namun, tidak memiliki stok barang. Dalam hal ini, mereka akan memesan produk dari produsen. Lalu produk itu akan dikirim langsung ke pelanggannya. sedangkan risiko dan kepemilikan akan pengirim barang tanggung.
- Mail Order Wholesaler, penjualan barang yang dilakukan dengan cara memesan di pos.
- Manufacture Wholesaler, pemasok barang untuk industri yang menjual barang dagangan dalam proses produksi.
Perbedaan Grosir dan Eceran
Pada dasarnya, grosir artinya menjual barang dalam jumlah besar. Sedangkan eceran artinya penjualan barang dagangan dalam jumlah satuan.
Umumnya, pihak grosir akan mendapatkan barang secara langsung dari produsennya. Sebab, mereka membeli langsung dari tangan produsen dalam jumlah besar. Sehingga, pihak grosir akan mendapat harga beli yang lebih murah.
Berbeda dengan eceran, mereka membeli barang dengan harga yang lebih mahal daripada harga pabrik. Biasanya, mereka juga akan menjualnya dalam satuan dengan selisih harga dari grosir, kemudian langsung ke para konsumennya.
Nah, dari penjelasan di atas, tentunya Kopers sudah tidak akan bingung lagi terkait apa bedanya grosir dan eceran bukan? Jadi, jangan sampai salah lagi ya, Kopers!
Supaya Kopers bisa memahami pembahasan lebih dalam seputar usaha, finansial, hingga edukasi menarik lainnya, Kopers bisa kunjungi blog Koperasi Digital Propertree! Semoga bermanfaat.
Baca Selengkapnya: Bisnis Ritel Adalah Pengecer? Ini Jenis dan Karakteristiknya
Penulis: Dhea Alvionita