Daftar Isi
Frugal living adalah istilah tentang gaya hidup yang beberapa tahun terakhir menjadi perbincangan hangat di media sosial. Meski sebenarnya istilah ini sudah lama muncul, tetapi masih banyak masyarakat yang belum paham tentang maksud dari penerapan gaya hidup tersebut.
Bahkan, sebagian besar masyarakat Indonesia kerap menyamakannya dengan sifat pelit. Padahal, sebenarnya berhemat dan sifat pelit adalah dua hal yang bertolak belakang. Jadi, apa yang dimaksud dengan gaya hidup yang satu ini? Bagi Kopers yang penasaran, yuk simak ulasannya di bawah ini!
Apa Itu Gaya Hidup Frugal Living?
Sederhananya, frugal living adalah gaya hidup berhemat, dengan tujuan untuk menghemat uang dan mengurangi pengeluaran. Jadi, tak heran jika gaya hidup ini juga kerap dikenal dengan gaya hidup sederhana.
Artinya, seseorang yang menerapkan gaya hidup ini akan mengelola uang dengan bijaksana, memaksimalkan nilai dari setiap uang yang dihabiskan, serta mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.
Dengan kata lain, prinsip utama berhemat adalah menjaga keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan dasar dan menikmati kehidupan. Tentunya, tanpa adanya penumpukan utang atau pemborosan yang tidak perlu.
Tips Menerapkan Frugal Living dalam Kehidupan Sehari-hari
Berikut ini adalah beberapa tips menerapkan frugal living dalam kehidupan sehari-hari yang bisa Kopers coba.
1. Mengatur Kondisi Finansial
Langkah pertama yang penting Kopers lakukan dalam menerapkan frugal living adalah mengatur kondisi finansial terlebih dahulu. Kopers bisa membuat financial plan untuk setiap bulannya, agar kondisi keuangan dapat lebih teratur.
Selain itu, alokasikan dana ke beberapa pos. Misalnya, 40% untuk kebutuhan hidup, 30% untuk membayar cicilan, serta 20% untuk tabungan, investasi, dan lain sebagainya.
Namun, alokasi pos dana tersebut bisa kembali Kopers sesuaikan dengan kondisi finansial masing-masing.
2. Mendahulukan Kebutuhan daripada Keinginan
Selanjutnya, penting bagi Kopers untuk mendahulukan kebutuhan daripada keinginan. Adapun yang termasuk kebutuhan adalah makanan, tempat tinggal, pakaian, dan biaya kebutuhan rumah tangga.
Sementara keinginan adalah segala sesuatu yang berlebih, terhadap sesuatu yang dianggap kurang. Contohnya seperti harus menggunakan pakaian dengan merek tertentu dan lainnya. Hal seperti inilah yang harus Kopers hindari, jika ingin menerapkan gaya hidup hemat.
3. Menghindari Gengsi dan FOMO
Gengsi dan FOMO adalah dua faktor penghambat bagi seseorang dalam menerapkan gaya hidup hemat. Bahkan, sering kali seseorang membeli barang yang tak penting, demi memenuhi gengsi dan FOMO tersebut.
Hal ini biasa dilakukan demi menaikkan status sosial di kehidupan masyarakat saja. Padahal, sebenarnya tidak ada esensi dari pembelian barang tersebut. Jadi, Kopers perlu menghindarinya, agar tujuan keuangan di masa depan dapat tercapai.
4. Memanfaatkan Promo saat Berbelanja
Salah satu trik dalam penerapan frugal living adalah memanfaatkan promo atau diskon saat berbelanja kebutuhan. Jadi, Kopers bisa mencari promo menarik dari berbagai platform marketplace.
Bila perlu, jangan ragu untuk membandingkan satu platform dengan platform lainnya, untuk mendapatkan promo atau diskon yang lebih maksimal.
Perbedaan Frugal Living dengan Sifat Pelit
Seperti yang sudah sempat disinggung sebelumnya, masih banyak orang yang menganggap berhemat adalah gaya hidup yang sama dengan sifat pelit. Padahal, sebenarnya konsep utama dari gaya hidup ini bukan seperti itu. Inilah tiga perbedaan gaya hidup hemat dengan pelit:
1. Nilai yang Ingin Dicapai
Salah satu perbedaan mendasar antara sifat pelit dengan frugal living adalah dari segi nilai dasar yang ingin dicapai. Gaya hidup hemat mendorong pelaku untuk membelanjakan dana pada hal-hal yang memiliki nilai lebih.
Jadi, gaya hidup hemat lebih mengedepankan nilai intrinsik, seperti kegunaan dan manfaat jangka panjang dari barang yang dibelinya. Berbeda halnya dengan gaya hidup pelit, yang lebih menekankan pada orientasi barang murah, tanpa peduli kualitas dan nilainya.
2. Memprioritaskan Kebutuhan
Perbedaan lainnya bisa terlihat dari segi prioritas kebutuhan. Orang-orang yang menerapkan gaya hidup hemat akan mengutamakan membeli barang sesuai prioritas. Sementara gaya hidup pelit cenderung tidak mau mengeluarkan biaya lebih untuk hal-hal yang menjadi prioritasnya.
3. Keinginan Bersedekah
Berbeda dengan orang pelit, orang yang menerapkan frugal living justru suka bersedekah atau berbagi dengan orang lain. Hal ini karena mereka paham bahwa berbagai terhadap sesama adalah hal yang penting.
Tertarik Menerapkan Gaya Hidup Frugal Living?
Kini, Kopers sudah bisa memahami bahwa frugal living adalah gaya hidup yang senantiasa mempertimbangkan keputusan pemanfaatan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Jadi, dari informasi di atas, apakah Kopers tertarik untuk menerapkan gaya hidup frugal living?
Gaya hidup hemat ini juga bisa Kopers terapkan dengan mulai menyimpan uang di SIJAKA (simpanan berjangka). Dengan menyimpan dana bersama Koperasi Digital Propertree, Kopers pasti akan menerima imbal jasa hingga 7% per tahun. Simpan danamu sekarang juga!
Temukan edukasi lainnya seputar gaya hidup, finansial, hingga investasi melalui blog Koperasi Digital Propertree!
Baca Selengkapnya: Cek! Sinking Fund Adalah: Manfaat, dan Cara Mempersiapkannya